RI dan Australia Bersitegang Usai
Hukuman Mati
PM Australia Tony Abbott dan Menteri
Luar Negeri Julia Bishop. (ABC)
Liputan6.com,
Jakarta - Perdana Menteri Australia Tony
Abbot memutuskan untuk menarik duta besar untuk Indonesia pasca hukuman mati Duo Bali Nine yang merupakan warga negaranya.
Namun, ini bukan kali pertama terjadi ketegangan hubungan Indonesia dan Australia memanas. Dengan kondisi ini, lalu siapa yang merugi jika hubungan Indonesia dengan Australia memburuk?.
Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla mengungkapkan tindakan penarikan duta besar tersebut merupakan hal yang wajar dan kerap dilakukan beberapa negara sebagai tindakan protes atas kebijakan negara lainnya.
"Ya itu dalam hubungan diplomatik itu biasa saja. Kita juga pernah menarik duta besar kita ke sana jangan lupa, itu biasanya sementara sebulan dua bulan, setelahnya kembali lagi," kata JK di Menara Bidakara, Rabu (29/4/2015).
Menanggapi mengenai kerugian ekonomi yang ditimbulkan akibat memanasnya hubungan kedua negara, JK mengungkapkan Australia lebih rugi jika dibandingkan Indonesia.
PERDAGANGAN
Namun, ini bukan kali pertama terjadi ketegangan hubungan Indonesia dan Australia memanas. Dengan kondisi ini, lalu siapa yang merugi jika hubungan Indonesia dengan Australia memburuk?.
Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla mengungkapkan tindakan penarikan duta besar tersebut merupakan hal yang wajar dan kerap dilakukan beberapa negara sebagai tindakan protes atas kebijakan negara lainnya.
"Ya itu dalam hubungan diplomatik itu biasa saja. Kita juga pernah menarik duta besar kita ke sana jangan lupa, itu biasanya sementara sebulan dua bulan, setelahnya kembali lagi," kata JK di Menara Bidakara, Rabu (29/4/2015).
Menanggapi mengenai kerugian ekonomi yang ditimbulkan akibat memanasnya hubungan kedua negara, JK mengungkapkan Australia lebih rugi jika dibandingkan Indonesia.
PERDAGANGAN
kita
dengan Australia kita lebih banyak mengimpor dari Australia, jadi kalau
menghentikan perdagangan dia rugi," tegasnya.
Jika dilihat dari angka realisasi investasi, sejak 2011, Australia menjadi investor nomor sembilan terbesar di Indonesia.
Dalam kurun 2011 hingga 2012 nilai investasi Australia melonjak 700 persen. Di bidang perdagangan, total perdagangan dua negara mencapai US$ 10 miliar.
Sementara menurut Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia merupakan negara tujuan ekspor terbesar ketujuh untuk Australia pada 2012. Sebaliknya, Australia negara tujuan ekspor terbesar kedelapan untuk Indonesia.
Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa sebenarnya baik Indonesia dan Australia merupakan negara yang saling bergantung bagi kelangsungan ekonomi masing-masing.
Jika dilihat dari angka realisasi investasi, sejak 2011, Australia menjadi investor nomor sembilan terbesar di Indonesia.
Dalam kurun 2011 hingga 2012 nilai investasi Australia melonjak 700 persen. Di bidang perdagangan, total perdagangan dua negara mencapai US$ 10 miliar.
Sementara menurut Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia merupakan negara tujuan ekspor terbesar ketujuh untuk Australia pada 2012. Sebaliknya, Australia negara tujuan ekspor terbesar kedelapan untuk Indonesia.
Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa sebenarnya baik Indonesia dan Australia merupakan negara yang saling bergantung bagi kelangsungan ekonomi masing-masing.

Pada 2013, hubungan kembali memanas karena WikiLeaks membocorkan dokumen bahwa Australia menyadap telepon seluler milik mantan Presiden SBY dan Ibu Ani serta beberapa pejabat lain. (Yas/Nrm)
Sumber : http://www.liputan6.com/
Pasca Eksekusi Mati Hubungan Indonesia-Australia Akan Renggang
Metrotvnews.com, Jakarta:
Eksekusi mati tahap kedua sudah dilaksanakan, Rabu (29/4/2015) dini hari. Dua
dari delapan orang yang menjalani eksekusi mati adalah warga negara Australia.
Pakar Indonesia dari Institut Asia di Universitas Melbourne, Dave McRae, mengatakan eksekusi bakal mempengaruhi hubungan diplomasi kedua negara. Diperkirakan, hubungan diplomasi akan terganggu cukup lama.
"Hubungan Indonesia dengan Australia akan terganggu setelah eksekusi ini, akan sulit dan panjang untuk kembali seperti sedia kala," ujar Dave pada Metro TV, Rabu (29/4/2015).
Ia menyebut hubungan ini bakal terganggu lantaran adanya perbedaan budaya dan sistem hukum antara Pemerintah Indonesia dan Australia. "Hukuman mati adalah hal asing bagi masyarakat di sini (Australia)," sebutnya.
Pakar Indonesia dari Institut Asia di Universitas Melbourne, Dave McRae, mengatakan eksekusi bakal mempengaruhi hubungan diplomasi kedua negara. Diperkirakan, hubungan diplomasi akan terganggu cukup lama.
"Hubungan Indonesia dengan Australia akan terganggu setelah eksekusi ini, akan sulit dan panjang untuk kembali seperti sedia kala," ujar Dave pada Metro TV, Rabu (29/4/2015).
Ia menyebut hubungan ini bakal terganggu lantaran adanya perbedaan budaya dan sistem hukum antara Pemerintah Indonesia dan Australia. "Hukuman mati adalah hal asing bagi masyarakat di sini (Australia)," sebutnya.
Seperti diketahui dua Warga Negara Australia yang dieksekusi mati yakni Myuran Sukumaran dan Andrew Chan. Bersama mereka, enam terpidana mati lainnya ikut dieksekusi, mereka adalah Martin Anderson WN Ghana, Raheem Agbaje WN Nigeria, Zainal Abidin WN Indonesia, Rodrigo Gularte WN Brasil, Sylvester Obiekwe Nwolise WN Nigeria, dan Okwudili Oyatanze WN Nigeria.
Delapan napi ini dieksekusi oleh satu regu tembak yang berisi 13 orang eksekutor. Eksekusi dilakukan pada pukul 00.00 WIB. Sedangkan satu terpidana mati Mary Jane ditunda untuk dieksekusi.
REN
Sumber : http://news.metrotvnews.com/read/2015/04/30/392653/pasca-eksekusi-mati-hubungan-indonesia-australia-akan-renggang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar